OPINI

Generasi Muda, Modal Awal Membangun Peradaban

Published

on

Oleh: Ratna Sari

Saranpublik.com – Berbicara tentang pemuda, kita selalu teringat dengan sebuah kalimat legendaris yang diteriakkan oleh tokoh berpengaruh di Indonesia, Bung Karno. “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Karena sejatinya pemuda merupakan tonggak sebuah peradaban, modal awal dalam sebuah peradaban, tokoh utama dalam setiap zaman, serta tulang punggung dalam sebuah perubahan. Namun apa jadinya jika pemuda saat ini justru hilang jadi dirinya? Alih-alih menjadi pemuda yang heroik, namun justru menjadi pemuda yang hilang arah dan tujuan.

Dapat kita lihat pada awal bulan Oktober lalu, masyarakat kota Bengkulu sendiri di hebohkan dengan ditangkapnya dua mahasiswa akibat pembunuhan yang mereka lakukan kepada seorang karyawan koperasi di Kota Bengkulu. Motif pembunuhan tersebut dipicu karena Asmara.

Kronologi pengeroyokan berawal dari perselisihan yang terjadi antara pelaku dengan korban. Hal tersebut bermula saat korban mengetahui bahwa pacarnya di-chatting oleh pelaku, sehingga membuat korban tidak terima. Hingga berkahir pada pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya Dendi Wesa Pradesta (24) selalu korban. (TribunBengkulu.com,10/10/2022).

Aksi pembunuhan yang terjadi di kota Bengkulu tersebut tentu membuat sesak di dada. Pasalnya pemicu pembunuhan tersebut lantaran asmara. Bagaimana mungkin hanya sebuah asmara sampai tega menghilangkan nyawa manusia?

Padahal pembunuhan merupakan hal yang dilarang dalam Islam. Sebagaimana Allah Subhana wa Ta’ala berfirman :

“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS: Al-Maidah: 32).

Allah Subhana wa Ta’ala juga berfirman :

“Barangsiapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jJahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah SWT murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya.” (An-Nisa : 93).

Sungguh, asmara sudah membuat manusia buta dan lupa, bahwa menghilangkan nyawa merupakan sebuah dosa yang sangat besar.  Pemuda yang seharusnya menjadi pelopor sebuah perubahan, justru membabi buta menghabiskan nyawa manusia.

Aktivitas yang dilakukan berupa pacaran merupakan hal yang salah, apalagi ditambah menghilangkan nyawa manusia. Sungguh perbuatan amat buruk dan tercela. Kebebasan yang dilakukan membuat mereka bebas mengekspresikan diri, bebas berbuat semaunya asalkan sesuai dengan keinginannya.

Tak peduli jika menghilangkan nyawa manusia merupakan perbuatan dosa, bahkan tak peduli juga jika nantinya mereka mendapatkan hukuman. Jika nafsu dan emosi telah menguasai diri, menghilangkan nyawa manusia ibarat hanya membunuh seekor ikan.

Belum lagi aktivitas pacaran yang dilakukan sejatinya merupakan hal yang dilarang dalam Islam. Wujud kasih sayang yang mereka maksud justru merupakan gerbang awal menuju perzinahan. Aktivitas tersebut tentu bertentangan dengan Islam. Sebagaimana larang tersebut terdapat dalam Al-Qur’an.

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”  ( TQS Al-Isra ayat 32).

Sudah banyak kasus yang terjadi lantaran akitivitas pacaran ini. Banyak yang melakukan bunuh diri, banyaknya pembunuhan, maraknya kasus aborsi serta masih banyak lagi. Sudah seharusnya para pemuda sadar bawah aktivitas pacaran merupakan gerbang awal menuju kehancuran.

Kenikmatan yang dilakukan hanya sesaat, setelah itu kesesatan yang didapatkan. Aktivitas awal yang dilakukan mungkin hanya biasa saja, namun lama kelamaan akan menuntut pada pemuasan nafsu semata.

Untuk itu pacaran tak seharusnya dilakukan. Sebaliknya, Allah SWT telah menawarkan hal yang membawa pada kebaikan dan keberkahan. Membawa segala aktivitas di dalamnya berupa pahala yang didapatkan. Allah SWT telah menjadikan pernikahan sebagai jalan yang baik untuk menyalurkan hasrat seksual, meneruskan keturunan serta membangun sebuah keluarga dan peradaban. Pernikahan yang dilakukan dengan ketaatan pada Allah SWT akan berbuah sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana yang dijanjikan-Nya dalam Al-Qur’an.

“Dan nikahkan lah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (TQS An-Nur : 32).

Sudah seharusnya pemuda memahami kembali jati dirinya. Mampu memahami konsep kehidupan dalam Islam, serta memahami kembali tujuan kehidupan yang ia lakukan. Sehingga mampu pula untuk bangkit menyuarakan kebenaran. Mampu berkontribusi untuk menciptakan karya yang luar biasa hingga dikenang sebagai pemuda pembawa perubahan. Bukan justru tercatat buruk dalam tinta sejarah.

Perlu kita ketahui, jika kita ingin melihat kekuatan dan ketahanan suatu bangsa, maka lihatlah dari kualitas generasi muda yang mereka miliki. Jika generasi muda mereka baik, maka mampu untuk membangun sebuah peradaban yang gemilang.

Namun sebaliknya, jika generasi muda suatu bangsa atau umat buruk, maka dapat dipastikan mereka sangat rentan dengan kehancuran dan sudah dipastikan buruknya sebuah peradaban.

Maka, mari kita meneladani sosok terbaik pada masa Islam dahulu, bagaimana pemuda zaman dahulu menjadi agen heroik yang membawa pada cikal-bakal perubahan. Sebagaimana Muhammad Al-Fatih yang melakukan penaklukan konstantinopel. Sosok Mush’ab bin Umair yang menjadi duta Islam di Madinah, lalu ada sosok Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah untuk memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama. Kemudian sosok Sa’ad bin Abi Waqash serta masih banyak lagi tokoh-tokoh Islam yang telah menggoreskan tinta sejarah yang sangat gemilang dalam peradaban.

Untuk itu mari kita kembali pada identitas kita sebagai seorang muslim. Mengambil dan memperdalami kembali syariat Islam. Mempelajari bagaimana heroiknya pemuda zaman dahulu, sehingga kita mampu menjadikannya pelajaran agar dapat mencetak sejarah heroik kembali. Wallahu’alam Bissawab

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version