TASAWUF

Apakah Bertoriqoh Bisa Keramat? Bisa Sakti?

Published

on

DALAM sebuah pertemuan, seorang teman bertanya kepada saya. “Apa kelebihan berthorioh atau belajar tasawuf. Apakah Bertoriqoh Bisa Keramat atau sakti, misalnya?” tanyanya.

Thoriqoh itu adalah metode atau jalan untuk sampai kepada Allah. Bahasa kerennya: wushul ilallah. Ketika dengan mengerjakan syariat saja, dirasa tidak cukup cepat, untuk sampai kepada Allah, maka thoriqoh menjadi alternatif selanjutnya.

Lalu, apa tanda seseorang sudah wushul ilallah? Itu butuh pembahasan tersendiri.

Apakah berthoriqoh bisa keramat?

Kita kembali ke pertanyaan: apakah dengan berthoriqoh kita bisa keramat atau sakti?

Di sini perlu saya luruskan kembali, bahwa tujuan berthoriqoh adalah untuk wushul ilallah. Motivasinya adalah semata-mata karena ALLAH; ingin ‘mendapatkan’ Allah, bukan untuk memperoleh perkara-perkara selainNya, seperti kesaktian, atau kekeramatan, misalnya.

Tapi, ketika seseorang telah menjalani thoriqoh dengan benar, maka bukan tidak mungkin, pada diri seseorang akan muncul fenomena-fenomena ganjil; fenomena luar biasa seperti kekuatan adikodrati, hal-hal di luar nalar, dan apapun sebutannya.

Jika terjadi ke para nabi dan rasul, itu namanya mukjizat. Kalau muncul di kalangan waliyullah, namanya karomah. Jika nampak pada diri mukmin namanya maunah. Tapi, jika itu terjadi pada orang kafir atau fasiq, maka namanya adalah istidraj.

Kenapa itu bisa terjadi?

Kuncinya cuma satu: jika Allah menghendaki! Apa yang Allah kehendaki, pasti terjadi. Apa yang tidak Dia kehendaki, MUSTAHIL terjadi.

Ma sya Allahu kaana. Wama lam yasya’ lam yakun. La hawla wala quwwata illa billah.

Mutlak kewenangan Allah

Kesimpulannya, karunia seperti kekeramatan atau kesaktian, mampu memunculkan fenomena luar biasa, bukan berada dalam kewenangan hamba; semua mutlak atas izin Allah!

Ma sya Allahu kaana. Wama lam yasya’ lam yakun. La hawla wala quwwata illa billah.

Bagi saya, karomah atau keramat itu artinya adalah kemuliaan atau kehormatan. Ketika seseorang mengamalkan thoriqoh dengan benar, pasti ia akan memperoleh kemuliaan atau kehormatan.

Kenapa? Karena salah satu fokus thoriqoh adalah membersihkan hati (takhalli) dari kotoran-kotoran batin atau penyakit-penyakit hati. Kotoran batin inilah yang menjadi dinding yang tebal antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Dampak berthoriqoh

Dengan berthoriqoh, hati menjadi bening, lembut, dan cemerlang. Ketika hati telah bening dan bersih, maka hamba itu senantiasa memperoleh petunjuk dari Allah dan akan lahir budi pekerti yang bagus pada dirinya.

Inilah; maksud saya, budi pekerti yang bagus inilah yang disebut dengan keramat atau karomah itu. Budi pekerti yang luhur inilah kesaktian sejati itu. Bukannya kulit yang tak bisa ditembus oleh peluru, bisa berjalan di atas air, bisa melipat bumi, terawangan, dan lain-lain.

Bagi seorang ‘arifbillah, ketika di dalam batinnya sudah tidak melihat lagi selain Allah; itu baru keramat. Itu baru sakti.

Meminjam perkataan para tuanku kami di surau, “Hilang pandang pado alam, lenyap pandang pado diri.

* Franky Adinegoro, pengamal thoriqoh Syattariyah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version